RADIKALISASI MAKNA PEREMPUAN JAWA DALAM ”NGAMEN LIMA”: SUATU ANALISIS DEKONSTRUKSI
(1) Jakarta State University
(*) Corresponding Author
Abstract
Penelitian ini bertujuan menunjukkan adanya radikalisasi makna perempuan Jawa dalam lirik lagu dangdut koplo “Ngamen Lima” (2012). Praktik radikalisasi ini diawali dari konstruksi lama menuju konstruksi baru yang bersifat radikal. Konstruksi lama direpresentasikan dalam novel Pengakuan Pariyem (1981) karya Linus Suryadi Ag yang diteliti oleh Bakdi Sumanto (1999). Data primer berbentuk teks yang ditranskripsi dari lirik lagu. Sumber data adalah pertunjukan musik dangdut pada 2014 di internet. Dengan metode dekonstruksi yang telah dijelaskan oleh Derrida (1999) dan Rohman (2014), hasil analisis menunjukkan telah terjadi dekonstruksi makna perempuan Jawa. Hal itu meliputi lima aspek, yakni dari sikap ingresif menjadi agresif, dari tindakan pasif menjadi aktif, dari perasaan impulsif menjadi obsesif, dan relasi yang semula hierarkis menjadi egaliter. Rekomendasi, radikalisasi perempuan ini menjadi titik ekuilibrium dari gerakan kesetaraan perempuan untuk menemukan ruang-ruang baru dalam wacana penafsiran.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Lockard, Craig A. (1998). Dance of Life,
Popular Music and Politics in
Southeast Asia. Honolulu: University
of Hawai Press.
Aesijah, S. (2011). “Musik Dangdut:
Suatu Kajian Bentuk Musik”.
Harmonia: Monash University.
Asih, R. (2018). Tampil di Opening
Ceremony Asian Games 2018, Via
Vallen Masuk Trending Topik.
Diakses
pada
https://www.liputan6.com/showbi
z/read/3622378/tampil-di
opening-ceremony-asian-games
-via-vallen-masuk-trending
topic, 10 Januari 2022. 20.30 wib.
Suseno, B.D. (2005). Dangdut Musik
Rakyat. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Budiargo, D. (2015). Berkomunikasi Ala
Net Generation. Jakarta : PT Elex
Media Koputindo.
Chan, W. (2014). 5 Alasan Mengapa
Perlu Memasarkan Produk Melalui
Youtube. Diakses pada https://yea
indonesia.com/2014/01/06/5
alasan-mengapa-perlu
memasarkan-produk-melalui
youtube/ 14 Januari 2022, pukul
30 wib.
Derrida, J. 1999. Writing and Difference.
Chicago: The University of Chicago
Press.
Gunawan, A. (2019). Data Statistik
YouTube yang Jarang Orang Tahu.
Diakses
pada
https://jabar.idntimes.com/hype/f
un-fact/arifgunawan/statistik
mencengangkan-soal-youtube
regional-jabar/7, 14 Januari 2022,
pukul 11.00 wib.
Harsadakara. {2018). “Dipuji Bos NET
TV Hingga Artis, Penampilan Via
Vallen di ICA 5.0 Bikin Gebrakan
Abad
Ini”.
Diakses
pada
https://www.boombastis.com/pen
ampilan-via-vallen-di-ica/157028,
Januari 2022, pukul 21.00 wib.
Hauskeller, M. (2015). Seni, Apa itu?
Yogyakarta: Kanisius
Id, R. (2022). Macam-Macam Genre
Musik
Dangdut.
Dalam
https://www.academia.edu/27849
/
Macam-macam_Genre-
Musik_Dangdut akses pada 14
Januari 2022, pukul 10.00 wib.
Kapferer, B. dan Hobart, A. (2005).
Aesthetic In Performance. New York:
Koentjaraningrat. (1979). Pengantar
Ilmu Antropologi.Jakarta: Aksara
Baru.
N. Weintraub, Andrew. (2010). Dangdut
Stories , A Social and Musical History
of
Indonesia’s.
Pascarajana
Universitas Gadjah Mada.
Pangerang, M.A.K., Editor Dewi, B.K.
(2018). Mengulik Lagu Meraih
Bintang yang Dinyanyikan dalam 5
Bahasa.
Diakses
pada
https://entertainment.kompas.com
/read/2018/08/25/143945410/m
engulik-lagu-meraih-bintang-yang
dinyanyikan-ulang-dalam-5
bahasa?page=all, 10 Januari 2022,
pukul 19.30 wib.
Raditya,
M.H.B.
(2013).
“Esensi
Senggakan pada Dangdut Koplo
Sebagai Identitas”. Research And
Education,
(2).
doi:http://dx.doi.org/10.15294/har
monia.v10.
Rohman, S. (2014). Dekonstruksi: Desain
Penafasiran
dan
Yogyakarta: Ombak.
Analisis.
Setiaji, D. (2017). “Tinjauan Karakteristik
Dangdut
Koplo
Perkembangan
Genre
Sebagai
Musik
Dangdut”. Jurnal Handep No. 1 Vol.
Tahun 2017
Sagita, Eni. (2012). “Ngamen Lima”.
http://lirik-
tiara.blogspot.com/2014/09/ngam
en-5-eny-sagita.html). Diakses 10
Februari. 2023
Simatupang, G.R. Lono Lastoro. (1996).
“The Development of Dangdut and
Its Meanings”. Thesis. Department
of Antropology and Sociology,
Monash University.
Siswiyanto, F.R. (2020). The Master
Book of Personal Branding. Seni
Membangun Merek Merek Diri
dengan
Teknik
Yogyakarta : Quadrant.
Berbicara.
Sivana, C.S.M. (2019). Dangdut Dari Masa
Ke Masa Hingga Digemari Oleh
Milenial.
Diakses
pada
https://www.goodnewsfromindon
esia.id/2019/10/16/dangdut-dari
masa-ke-masa-hingga-digemari
oleh-milenial, 11 Januari 2022,
pukul 20.00 wib.
Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sumanto, B. (1999). Angan-angan
Budaya Jawa. Yogyakarta: Yayasan
Untuk Indonesia.
Sumardjo, J. (2010). Estetika Paradoks.
Bandung: Sunan Ambu Press.
Suryadi Ag, L. (1981). Pengakuan
Pariyem. Jakarta: Harapan.
Wadiyo. (2011). “Musik Dangdut di
Kalangan Remaja Kota Semarang
(Dangdut Music of Adolescent
Society
in
Semarsmg City)”.
Harmonia: Journal of Arts Research
and Education, [S.l.], v. 5, n. 3, Jul.
Wardoyo, E. (2022). 5 Ajang Pencarian
Bakat Dangdut Paling Populer di
Indonesia,
Siapa yang Paling
Sukses?
Diakses
pada
https://www.idntimes.com/hype/e
ntertainment/erina-wardoyo/5
ajang-pencarian-bakat-dangdut
paling-populer-di-indonesia-siapa
yang-paling-sukses/5, 15 Januari
, pukul 14.00 wib.
Widodo. 2022. “Lelakon Dolanan Anak
dan
Pendidikan
Karakter”.
Harmonia: Wilayah: Jakarta, Depok,
Bogor, Tangerang, dan Bekasi).
Harmonia: Journal of Arts.
Yusuf, K. (2020). “Via Vallen dan Musik
Dangdut Koplo di Youtube” Jurnal
Konvergensi: Jurnal Ilmiah Ilmu
Komunikasi (Vol. 2 No. 1 Tahun
.
DOI: https://doi.org/10.24257/atavisme.v26i2.890.92-101
Article metrics
Abstract views : 504 | views : 246Refbacks
- There are currently no refbacks.
ATAVISME INDEXED BY:
ATAVISME is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License
Visit Number: