Imaji Sufistik Alam dan Binatang dalam Puisi-Puisi Abdul Hadi W.M., Sutardji Calzoum Bachri, dan Kuntowijoyo
(1) Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas NusantaraPGRIKediri, Jalan. K.H. Achmad Dahlan Nomor 76 Kediri, Jawa Timur, Indonesia
(*) Corresponding Author
Abstract
Puisi sufistik sebagai abstraksi kehidupan dunia sufi dapat digunakan untuk melihat jatuh bangunnya seorang sufi dalam pendakian rohani. Untuk melukiskan pendakian rohani, puisi sufistik menggunakan imaji alam dan binatang. Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan makna dan mendeskripsikan imaji sufistik alam dan binatang dalam puisi-puisi Abdul Hadi W.M., Sutardji Calzoum Bachri, dan Kuntowijoyo. Penelitian ini menggunakan teori estetika sufistik puisi Braginsky dan metode deskriptif kualitatif dengan data karya-karya ketiga penyair tersebut. Hasil penelitian menunjukkan puisi sufistik karya ketiga penyair tersebut menggunakan berbagai imaji alam: cahaya, gelombang, batu, rumput, pohon, dan angin. Imaji binatang yang digunakan, meliputi: kupu-kupu, kucing, cengkerik, gajah, semut, dan singa. Imaji sufistik alam sebagai sarana untuk menggambarkan kedekatan dan penyatuan diri dengan Tuhan, sedangkan imaji sufistik binatang untuk melukiskan hakikat salik dan liku-liku perjalanan rohani yang dialami pejalan yang sedang mengalami hambatan dan ancaman dalam upaya menuju keindahan rohani sebagai puncak keriangan spiritual.
[Natural and Animal Sufistic Images in Abdul Hadi W.M., Sutardji Calzoum Bachri, and Kuntowijoyo Poetries] Sufistic poetry as an abstraction of sufi’s life can be used to see the rise and fall of a sufi in spiritual ascent. To describe spiritual ascent, sufistic poetry uses natural and animals images. The purposed of this research were to reveal the meaning and describe the sufistic images of nature and animal s in Abdul Hadi W.M., Sutardji Calzoum Bachri, and Kuntowijoyo poetries. This research used the sufistic poetry aesthetic theory of Braginsky and qualitative descriptive methods with data on the works of the three poets. The results of the research showed that the poetic works of the three poets used a variety of natural images: light, waves, stone, grass, trees, and wind. Animals imagesthat were used includ: butterflies, cats, cloves, elephants, ants, and lions. Natural sufistic images as a means to describe closeness and union with God, while sufistic imagery of animals were used to describe the nature of salik and the intricacies of the spiritual journey experienced by travelers who were experiencing obstacles and threats in an effort to reach spiritual beauty as the peak of spiritual joy.
Keywords: sufistic poetry; sufistic images; natural sufistic images; animals’ sufistic images
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abdullah, A. R., & Mahayana, M. S. (2007). Raja Mantra: Presiden Penyair. Jakarta: Yayasan Panggung Melayu (YPM).
Alwi, H. (2016). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Anwar, W. M. (2007). Kuntowijoyo: Karya dan Dunianya. Jakarta: Grasindo.
Atha’illah, I. (2014). Al-Hikam. Jakarta: Turos Pustaka.
Aveling, H. (1989). Rahasia Membutuhkan Kata. Magelang: Indonesiatera.
Bachri, S. C. (2002). O Amuk Kapak. Jakarta: Yayasan Indonesia dan Majalah Horison.
Braginsky, V. I. (1998). Yang Indah Berfaedah dan Kamal: Sejarah Sastra Melayu Abad 7 - 9. Jakarta: INIS.
Damono, S. D. (1983). Kesusastraan Indonesia Modern: Beberapa Catatan. Jakarta: Gramedia.
Departemen Agama Republik Indonesia. (2015). Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Yayasan Minhajus Sunnah Indonesia.
Ghozali, I. (2013). Ihya Ulumuddin. Semarang: Asy-Syifa.
Hadi, Abdul, W. M. (1977). Tergantung pada Angin. Jakarta: Balai Pustaka.
Hadi, A. W. M. (1982). Meditasi. Jakarta: Balai Pustaka.
Hadi, A. W. M. (1983). Anak Laut Anak Angin. Jakarta: Balai Pustaka.
Hadi, A. W. M. (1999). Kembali ke Akar Kembali ke Sumber. Jakarta: Pustaka Firdaus.
Hadi, A. W. M. (2001). Tasawuf yang Tertindas. Jakarta: Paramadina.
Hadi, A. W. M. (2002). Pembawa Matahari. Yogyakarta: Bentang.
Hadi, A.W. M. (2004). Hermenueka, Estetika, dan Religiusitas. Yogyakarta: Matahari.
Hasanuddin, W. (2012). Membaca dan Menilai Sajak. Bandung: Angkasa.
Imron, A. (2012). Citraan pada Puisi Tuhan, Kita Begitu Dekat Karya Abdul Hadi W.M. Stilistika, 1. Diperoleh dari http://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/268249
Junaedhie, K. (1985, November). Kumpulan Sajak Kuntowijoyo: Isyarat Menangkap Esensi Realitas. Suara Karya.
Juwati. (2017). Diksi dan Gaya Bahasa Puisi-puisi Kontemporer Karya Sutardji Calzoum Bachri. KIBASP, 1 nomor 1. Diperoleh dari https:// www.neliti.com/id/publications/256079/diksi-dan-gaya-bahasa-puisi-puisi-kontemporer-karya-sutardji-calzoum-bachri-sebu
Khamid. (2014). Wahdat Al Wujud Dan Insan Kamil Menurut Ibnu Al Arabi. Jurnal Studi Al-Qur’an, 10. Diperoleh dari http://garuda.ristekbrin.go.id /documents/detail/736578
Kuntowijoyo. (1995). Makrifat Daun Daun Makrifat. Jakarta: Gema Insani Press.
Kuntowijoyo. (2000). Isyarat. Jakarta: Pustaka Jaya.
Marwan, I. (2015). Nilai-nilai Keislaman dalam Humor Sufi. Universitas Negeri Malang.
Miles & Hubberman. (2009). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber tentang Metode-metode Baru. Jakarta: UIP.
Oktaviantina. (2019). Citraan dalam Kumpulan Puisi Abdul Salam HS. Bebasan, 6. Diperoleh dari http:// garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/1466743
Perrine, L. (1988). Literature: Structure, Sound, Sense. Washington, D.C.: Harcourt Brace Javanovich Publishers.
Repp, B. H. (1992). Auditory Imagery. Sage Journal. Diambil dari https://journals. sagepub.com/doi/abs/10.1177/002383099203500304
Revista, F. (2013). Citraan dalam Kumpulan Puisi Kalung dari Teman Karya Afrisal Malna. Pendidikan Bahasa Indonesia, 2. Diperoleh dari http:// garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/181556
Rumi, J. (2007). Matsnawi. Yogyakarta: Bentang.
Santoso, P. (2011). Telaah Intertekstual Terhadap Sajak-sajak tentang Nabi Ayub. ATAVISME, 14. Diperoleh dari https://atavisme.kemdikbud.go.id/index.php/atavisme/article/view/99
Schimmel, A. (2003). Sayap Jibril. Jakarta: Pasuardi.
Sujarwoko. (2014). Estetika Sufistik Puisi Indonesia dan Malaysia: Kajian Bandingan. Universitas Negeri Surabaya.
Sujarwoko. (2015). Citraan Sufistik Maut dan Islam dalam Puisi Indonesia. Litera, 14. Diperoleh dari https:// journal.uny.ac.id/index.php/litera/article/view/7201/6206
Suryanata, J. T. (2006). Nafas Sufisme dalam Sajak-sajak Ajamuddun Tifani. Horison, 1(XXXX).
Suryawati, C. T. (2017). Simbol Keindahan Puisi Indonesia dan Jepang. Diperoleh dari http://repository.unitomo.ac.id/464/1/DIPA PE.PUISI 2017.pdf
Sutejo. (2012). Trilogi Novel Syaih Siti Jenar Karya Agus Sunyoto (Kajian Etnosufistik). Universitas Negeri Surabaya.
Teeuw, A. (1983). Tergantung pada Kata. Jakarta: Pustaka Jaya.
Tracy, R. J. (1998). The Effect of Schematic Context on Mental Imagery. Sage Journal. Diperoleh dari https:// journals. sagepub.com/doi/pdf/ 10.2190/KPT3-HR48-WC2X-WH9L
Utomo. (2014). Dimensi Sufistik dalam Puisi Karya Sutardji Calzoum Bachri. Dialektika, 1. Diperoleh dari http:// garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/1342532
Wahyudi, I. (1985, April). Anak Laut Anak Angin: Potret Utuh
Kepenyairan Abdul Hadi W.M. Suara Karya.
Wellek, R. (2014). Teori Sastra (Budianta, M., penerjemah). Jakarta: Gramedia.
Zoetmulder, P. J. (1983). Kalangwan: Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang (Hartoko, D., penerjemah). Jakarta: Jambatan.
DOI: https://doi.org/10.24257/atavisme.v23i1.627.89-103
Article metrics
Abstract views : 1471 | views : 1294Refbacks
- There are currently no refbacks.
ATAVISME INDEXED BY:
ATAVISME is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License
Visit Number: