Urbanisme, Urbanisasi, dan Masyarakat Urban di Jakarta dalam Novel Senja di Jakarta

Purwantini Purwantini(1*)

(1) Universitas Airlangga
(*) Corresponding Author

Abstract


Penelitian ini bertujuan memahami aspirasi dan gagasan kelompok sosial pengarang yang diekspresikan melalui sebuah pandangan dunia. Urbanisme merupakan tradisi urban yang berkaitan erat dengan pembentukan negara dan sistem dominasi. Oleh karena itu, perpindahan penduduk dari desa ke kota bertujuan mencari pekerjaan. Namun, para urbanis justru tidak mendapatkan pekerjaan yang layak, bahkan terjebak oleh hasutan kelompok komunis. Sebaliknya, penguasa yang berasal dari pedalaman memperoleh tempat strategis dalam pekerjaan karena bekerja sama dengan partai politik. Akibatnya, mereka melakukan tindak korupsi dan pelanggaran, baik di bidang demokrasi, nasionalisme, maupun agama. Teori yang digunakan adalah teori strukturalisme-genetik dengan metode dialektis Lucien Goldmann. Hasil penelitian yang diperoleh: de-mokrasi telah mati, agama tersingkir dari kehidupan masyarakat, dan nasionalisme, meskipun masih eksis, kalah oleh kaum kapitalis. Akibatnya, masyarakat urban tidak mengenal arti demokrasi, nasionalisme, dan menganggap agama hanya sebagai sebuah mitos. Pandangan dunia yang diekspresikan adalah kembalikan demokrasi, hargailah kaum nasionalis, dan gunakan agama sebagai pegangan hidup.


This research aims to conceive the aspiration and thought prevailing at the author’s social group commonly expressed through the author’s world view. The migration of villagers to cities has the goal of getting jobs. Unfortunately, the urbans cannot get descent jobs. In contrast, the village ruling class hold strategic positions in their jobs for being involved with the political parties. Consequently, they engage in corruption, violations in democracy, nationalism, and infringement on values of religion. This research used genetic structuralism with Lucien Goldmann’s dialectic method. The result shows that democracy has failed, religion is swept away from the peoples’ lives, and nationalism, though still exists, is defeated by the capitalist. Consequently, urbans do not recognize the meaning of democracy and nationalism, and considers religion as a myth. The author’s world visions expressed are the restoration of democracy, respecting the nationalists, and using religion as the value of life.

Keywords


pandangan dunia, urbanisme, urbanisasi, masyarakat urban

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.24257/atavisme.v19i2.192.162-175

Article metrics

Abstract views : 2785 | views : 1763

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




ATAVISME INDEXED BY:

   

ATAVISME is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License

Visit Number:

View My Stats