Seni Sastra, Teater, dan Film dalam Konteks Perkotaan: Industrialisasi dan Urbanisme (Studi Kasus Serial Sinetron Film ”Intan”)

Soediro Satoto(1*)

(1) Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Jalan Ir. Sutami, Ketingan, Solo
(*) Corresponding Author

Abstract


Tulisan ini bertujuan memaparkan korelasi antara produksi seni sastra, seni teate, dan film serta menjelaskan keterkaitan yang erat antara urbanisasi, industrialisasi, dan urbanisme dengan perkembangan iptek dan seni, termasuk seni sastra, seni drama/teater, dan seni film/sinetron. Seirama dengan dinamika proses globalisasi di segala bidang, termasuk budaya dan seni, fenomena tersebut akan berdampak pada proses akulturasi lintas/silang budaya, perge- seran dan atau perubahan tata nilai dan identitas budaya bangsa. Akankah muncul identitas bu- daya ’baru’ (sebut yang khas ’urban’) dengan cara mengesampingkan atau membuang jauh-jauh identitas budaya ’lama’ (sebut tradisional) yang dianggap sudah ketinggalan zaman? Bagaimana sepantasnya ’masyarakat sastra, teater, dan film’ menyikapi fenomena-fenomena tersebut secara kritis, realistis, dinamis, dan arif? Serial Sinetron Film “Intan” dalam makalah ini diambil seba- gai studi kasus karena rating-nya yang relatif konstan tertinggi jika dibandingkan dengan serial sinetron film lainnya di media yang sama dalam kurun waktu yang sama.

Abstract:
This paper is aimed to describe correlation between literary, theater, and film art production and explain the strong interrelatedness between urbanization, industrialization, and urbanism by the development of science technology and art, including literary art, drama/theater art, and film/sinetron art. Along with the dynamic of globalization process in all aspects, including culture and art (literary, theater, and film art in this case), the phenomena will have influences to cross/inter-cultural acculturation process, shift and/or change in a nation’s cultural identity and values. Will a ‘new’ (call it urban) cultural identity emerge by putting aside or getting rid of the ‘old’ cultural identity (call it traditional) which is regarded as old fashion? How should a ‘literary, theater, and film community’ behave critically, realistically, and dynamically, and wisely to the phenomena? Sinetron series Intan in this article has been taken as a case study for its relatively-constant-high rating compared to other sinetrons in the same media and period.

Key Words: literary art, industrialization, urbanism

Keywords


seni sastra; industrialisasi; urbanisme

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.24257/atavisme.v13i1.142.33-43

Article metrics

Abstract views : 1477 | views : 1475

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




ATAVISME INDEXED BY:

   

ATAVISME is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License

Visit Number:

View My Stats