DISEMINASI ISU LINGKUNGAN MELALUI KETIDAKSADARAN KOLEKTIF: NASKAH DRAMA MATA AIR MATA KARYA LABORATORIUM TEATER CIPUTAT

Wulan Pusposari(1*)

(1) Universitas Negeri Jakarta
(*) Corresponding Author

Abstract


Masyarakat dapat terpelajar dengan berbagai cara. Salah satunya melalui bacaan karya sastra, seperti naskah drama. Imitasi kehidupan melalui kreativitas, dapat seseorang lakukan dalam sebuah karya. Problematika kerusakan alam menjadi topik yang tidak pernah kadaluwarsa. Karya sastra sebagai media untuk menyebarluaskan nilai-nilai dan moral baik dalam kehidupan. Salah satunya naskah drama Mata Air Mata (MAM) karya Laboratorium Teater Ciputat yang mengangkat isu lingkungan. Deseminasi pesan baik ini dapat dilakukan karena sebuah karya sejatinya kumpulan ketidaksadaran kolektif yang perlu ditelusuri petanda dari tokoh-tokoh yang dihadirkannya. Pada penelitian kali ini akan membahas ketidaksadaran kolektif berupa arketipe-arketipe; petanda/semiotik arketipe; dan ideologi tokoh dalam perspektif ekokritik; dalam naskah drama MAM. Pembatasan masalah dibuat hanya berfokus pada tokoh manusia di dalam naskah drama MAM yaitu tokoh Nyi Dara dan Tuamata; dan arketipe (ketidaksadaran kolektif) yang dominan. Metodologi penelitian menggunakan deskriptif kualitatif. Pembahasan akan menggunakan pendekatan ketidaksadaran kolektif Carl Gustav Jung dan semiotik Chales Sanders Peirce. Hasil penelitian menunjukan tokoh Tuamata didapati kemunculan; 7 kesadaran personal; 1 ketidaksadaran personal; ketidaksadaran kolektif berupa arketipe; 1 the lover; 12 the shadow; 3 anima/animus; 13 the wise old man; 2 the explorer; 5 the hero. Tokoh Nyi Dara didapati kemunculan; 2 kesadaran personal; ketidaksadaran kolektif berupa arketipe; 2 the cargiver; 21 the shadow; 5 anima/animus; 5 the mother; 9 the wise old man; 1 the explorer. Arketipe dominan dari tokoh Tuamata yaitu the wise old man menunjukan semiotik; 3 indeks; 2 ikon; dan menunjukan ideologi antroposentrisme. Arketipe dominan dari tokoh Nyi Dara yaitu the shadow menunjukan semiotik; 1 indeks; 2 ikon; dan menunjukan ideologi ekosentrisme.

Keywords


Ketidaksadaran Kolektif; Semiotik; Ekokritik; Naskah Drama; Laboratorium Teater Ciputat

Full Text:

PDF

References


DAFTAR PUSTAKA

Atikurrahman, M., & Ilma, A. A. (2021). Talkin Kematian Romantik yang Berulang: Max Havelaar, Si#i Nurbaya, dan Kolonialisme. Cantrik Pustaka.

Aulia, V., & Devi, W. S. (2023). PSIKOLOGI TOKOH UTAMA DALAM NASKAH DRAMA KERETA KENCANA KARYA EUGENE ICONESCO TERJEMAHAN WS RENDRA. Jurnal Komposisi, 6(2), 85–93.

Berger, A. A. (2015). Tanda-tanda dalam Kebudayaan Kontemporer: Suatu Pengantar Semiotika. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Diagusty, H. F., Handayaningrum, W., & Rahayu, E. W. (2022). Pepenk: Seniman Tari Kreatif dan Humanis. Joged, 18(1), 1–20.

Harbunangin, B. (2016). Art & Jung: Seni Dalam Sorotan Psikologi Analitis Jung. Antara Publishing.

Hoed, B. H. (2014). Semiotika dan Dinamika Budaya. Depok: Komunitas Bambu.

Juned, S. (2015). Metode Latihan Teater Melalui Eksplorasi Psikologis. Ekspresi Seni, 14(November), 237–248.

Jung, C. G. (1986). Memperkenalkan Psikologi Analitis Pendeketan Terhadap Ketaksadaran (G. Cremers (ed.)). PT Gramedia.

Jung, C. G. (2016). Memori, Mimpi, Refleksi (A. Danarto & E. Sulistyaningsih (eds.); I). Octopus Publishing.

Maulana, R. R., Dilla, I. R., & Fasha, M. A. (2022). Representasi Pencarian Makna Diri pada Film Soul 2020 (Studi Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce). Semiotika: Jurnal Komunikasi, 16(1), 43–50.

Ningsih, R. R., Canrhas, A., & Agustina, E. (2020). Makna Simbolik Dalam Naskah Drama Cabik Karya Muhammad Ibrahim Ilyas. Jurnal Ilmiah Korpus, 4(2), 240–256. https://doi.org/10.33369/jik.v4i2.8352

Nurjannah, Y. Y., Agustina, P. A. C., Aisah, C., & Firmansyah, D. (2018). Analisis Makna Puisi “Tuhan Begitu Dekat” Karya Abdul Hadi W.M dengan Menggunakan Pendekatan Semiotik. Parole (Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia), 1(4), 535–542.

Permatasari, D., & Pratiwi, Y. (2021). Karakteristik Naskah Drama Serial Bertema Cinta Tanah Air Karya Siswa Ektrakulikuler Teater Sman 4 Malang. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Metalingua, 6(1), 43–50. https://doi.org/10.21107/metalingua.v6i1.10504

Prihadi, B. (2020). Dramaturgi Rasa, Mata Air Mata. Kalabuku.

Priyono, P., Sinurat, J. Y., & Rosadi, N. (2021). Nilai Didaktis dalam Kumpulan Dongeng Jejak-Jejak Misterius. INTELEKTIUM, 2(1), 7–14.

Purnamasari, H. (2019). USING “LOVE” IN HUSBAND-WIFE COMMUNICATION AT THE SIGNATURE OF LOVE. PROCEEDING OF INTERNATIONAL SEMINAR.

Pusposari, W., Anoegrajekti, N., & Attas, S. G. (2023). Perempuan dan Kematian dalam Sastra Bandingan: Kolaborasi Lab Teater Ciputat Indonesia dan Theatre Company shelf Jepang. Dialektika: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 10, 69–84.

Subuki, M. (2011). Semantik (Pengantar Memahami Makna Bahasa) (I). Transpustaka.

Taftazani, J. (2020). Gaya Androgini Sebagai Ide Penciptaan Tata Rias Dalam Pementasan Cinderella Karya Nigel Holmes. UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta.




DOI: https://doi.org/10.24257/atavisme.v27i2.1026.144--164

Article metrics

Abstract views : 155 | views : 43

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




ATAVISME INDEXED BY:

   

ATAVISME is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License

Visit Number:

View My Stats