Telaah Intertekstual Terhadap Sajak-Sajak Tentang Nabi Ayub

Puji Santosa(1*)

(1) Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Jalan Daksinapati Barat IV Rawamangun, Jakarta Timur
(*) Corresponding Author

Abstract


Makalah ini menelaah secara intertekstual enam sajak Indonesia modern yang berisi tentang Nabi Ayub, yaitu “Tafsir Ayub Sang Nabi” (Motinggo Busye), ”Balada Nabi Ayub”(Taufiq Ismail), “Ini Terjadi Ketika Matahari Menggapai Sia-Sia” (Darmanto Jatman),
”Doa Ayub”(Abdul Hadi W.M.), serta “Duka Ayub” dan “Ayubkan Kesabaran” (Emha Ainun Nadjib). Berdasarkan prinsip intertektual, keenam sajak Indonesia modern tersebut ditelaah dengan cara membandingkan, menjajarkan, dan mengontraskan teks transformasi dengan teks lain yang diacunya. Hasil telaah itu membuktikan bahwa keenam sajak tersebut merupakan mosaik, kutipan-kutipan, penyerapan, dan transformasi teks-teks kisah Nabi Ayub yang terdapat dalam Alkitab, Alquran, Cerita-cerita Alkitab Perjanjian Lama, dan Qishashul Anbiya. Dengan cara membandingkan, menjajarkan, dan mengontraskan diperoleh makna bahwa kelima penyair sastra Indonesia tersebut secara kreatif estetis mentransformasikan kisah Nabi Ayub ke dalam ciptaan karya sajak yang bernilai sebagai teladan kesabaran dan ketabahan ketika menghadapi berbagai cobaan hidup yang dideritanya.

Abstract:
This paper intertextually examines six modern Indonesian poetries which contain about the Prophet Job, namely “Tafsir Ayub Sang Nabi” (Motinggo Busye), “Balada Nabi Ayub” (Taufiq Ismail), “Ini Terjadi Ketika Matahari Menggapai Sia-Sia” (Darmanto Jatman), “Doa Ayub” (Abdul Hadi W.M.), “Duka Ayub” (Emha Ainun Nadjib), and “Ayubkan Kesabaran” (Emha Ainun Nadjib). Based on the principle of intertextuality, the six modern Indonesian poetries are reviewed by comparing, aligning, and contrasting the transformation of a text with other texts to which it refers. The result proves that the six texts of modern Indonesian poetry are mosaic, quotations, absorptions, and transformation of texts contained the story of Prophet Job in the Bible, the Quran, Bible Stories Old Testament, and Qishashul Anbiya. By the way of comparison, alignment, and contrast, the analysis obtained the meaning that the five Indonesian poets creatively transformed the story of “Kisah Nabi Ayub” into the creation of poetries which are valuable as a paragon of patience and fortitude in the face of various trials of life suffered.

Key Words: intertextual; mosaics; quotes; absorption; transformation

Keywords


intertekstual; mosaik; kutipan; penyerapan; transformasi

Full Text:

Untitled


DOI: https://doi.org/10.24257/atavisme.v14i1.99.15-28

Article metrics

Abstract views : 1336 | views : 1282

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




ATAVISME INDEXED BY:

   

ATAVISME is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License

Visit Number:

View My Stats