HILANGNYA ALAM SEBAGAI EPIFANI YANG SUCI DALAM BUKU PUISI KORPUS OVARIUM KARYA ROYYAN JULIAN: KRISIS EKOLOGI DAN SPIRITUALITAS MANUSIA

Yohan Fikri Mu'tashim(1*), Djoko Saryono(2), Karkono Karkono(3)

(1) Universitas Negeri Malang
(2) 
(3) 
(*) Corresponding Author

Abstract


Abstrak: Tulisan ini mengkaji hubungan antara krisis ekologi dan spiritualitas manusia dalam buku puisi Korpus Ovarium (2022) karya Royyan Julian. Kajian ini memanfaatkan metode kualitatif dengan ancangan semiotika puisi Michael Riffatere, berfokus pada simbol-simbol yang mewacanakan hubungan antara alam, krisis ekologi, dan spiritualitas manusia. Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) alam memiliki hubungan yang erat dengan spiritualitas masyarakat, khususnya masyarakat adat seperti di Mollo, Timur Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur karena alam dipandang sebagai epifani yang suci, (2) fenomena krisis ekologi yang disebabkan oleh paradigma pembangunan yang destruktif, tidak hanya mengancam stabilitas ekonomi, melainkan juga identitas dan spiritualitas masyarakat di Mollo, Timur Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur. Dari hasil pembacaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa bagi masyarakat Mollo, alam diyakini tidak hanya sebagai sumber penghidupan, melainkan juga diyakini sebagai entitas yang sakral sehingga juga menyangkut simbol-simbol kebudayaan. Oleh karena itu, ketika degradasi alam menjadi ancaman niscaya, fenomena tersebut tidak hanya berdampak pada dimensi spiritual masyarakat, tetapi juga pada identitas komunal mereka.  

 

Abstract: This paper examines the relationship between ecological crisis and human spirituality in the poetry book Korpus Ovarium (2022) by Royyan Julian. This study utilizes a qualitative method with Michael Riffatere's semiotics of poetry approach, focusing on symbols that discourse the relationship between nature, ecological crisis, and human spirituality. The results of this study show: (1) nature has a close relationship with the spirituality of society, especially indigenous peoples such as in Mollo, South Central East, East Nusa Tenggara because nature is seen as an epiphany of the Holy, (2) the phenomenon of ecological crisis caused by a destructive development paradigm, not only threatens economic stability, but also the identity and spirituality of the people in Mollo, South Central East, East Nusa Tenggara. From the results of these readings, it can be concluded that for the Mollo community, nature is believed not only as a source of livelihood, but also believed to be a sacred entity so that it also involves cultural symbols. Therefore, when natural degradation becomes an inevitable threat, the phenomenon not only impacts on the spiritual dimension of the community, but also on their communal identity.

 

 


Keywords


ecospirituality, ecological crisis, human spirituality, semiotics of poetry

Full Text:

PDF

References


DAFTAR PUSTAKA

Ackerman, D. (2019). Sejarah Cinta. Yogyakarta: BASABASI.

Armstrong, K. (2014). Sejarah Tuhan: Kisah 4.000 Tahun Pencarian Tuhan dalam Agama-Agama Manusia. Bandung: Mizan Pustaka.

Baker, S., & Morrison, R. (2008). Environmental Spirituality: Grounding Our Response to Climate Change. European Journal Of Science And Theology, 4(2), 35–50.

Dewi, S. (2022). Ekofenomenologi: Mengurai Disekuilibrium Relasi Manusia dengan Alam. Jakarta: Marjin Kiri.

Dima, T. K., & Amabi, D. A. (2023). Pola Ruang Ume Kbubu dan Lopo Sonaf Afeanpah di Desa Maubesi, Kabupaten Timor Tengah Utara. Gewang: Gerbang Wacana dan Rancang Arsitektur, 5(1), 22-26. Https://Ejurnal.Undana.Ac.Id/Index.Php/Gewang/Issue/View/563.

Hamid, A. (2022). Pengantar Studi Al-Qur’an. Surabaya: Prenada Media.

Hardiman, B. (2016). Seni Memahami: Hermeneutika dari Schleiermacher Sampai Gadamer. Sleman: Kanisius.

Hazleton, L. (2019). Pribadi Muhammad: Riwayat Hidup Sang Nabi dalam Bingkai Sejarah, Politik, Agama, dan Psikologi. Tangerang Selatan: Pustaka Alvabet.

Julian, Royyan. (2022). Korpus Ovarium. Yogyakarta: Julang.

Keraf, S. (2014). Filsafat Lingkungan Hidup: Alam Sebagai Sebuah Sistem Kehidupan Bersama Fritjof Capra. Sleman: Kanisius.

Manguju, Y. N. (2022). Membangun Kesadaran Sebagai Manusia Spiritual-Ekologis dalam Menghadapi Krisis Ekologi di Toraja. Sophia: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen, 3(1), 29-49. Https://Doi.Org/10.34307/Sophia.V3i1.66.

Muthmainnah, L., Mustansyir, R., & Tjahyadi, S. (2020). Kapitalisme, Krisis Ekologi, dan Keadilan Intergenerasi: Analisis Kritis Atas Problem Pengelolaan Lingkungan Hidup di Indonesia. Mozaik Humaniora, 20(1), 57-69. Doi 10.20473/Mozaik.V20i1.15754.

Mohamad, G. (2018). Tuhan dan Hal-Hal Yang Tak Selesai. Yogyakarta: Ircisod.

Leopold, A. (1992). The River of The Mother of God: and Other Essays by Aldo Leopold. Madison: University Of Wisconsin Press.

Nasr, S. H. (2021). Antara Tuhan, Manusia, dan Alam. Yogyakarta: Ircisod.

Pelang, F. J., Messakh, J. J., & Edyan, R. (2024). Pengembangan Desain Rumah Modern dengan Mempertahankan Kearifan Lokal Rumah Bulat (Ume Kbubu) Timor Tengah Selatan: Development Of Modern House Design By Maintaining Local Wisdom Of The ‘Ume Kbubu’at South Central Timor Region. BATAKARANG, 5(1a), 1-13. https://jurnalbatakarang.ptbun ana.org/index.php/batakarang/issue/view/12.

Prakoso, B. P., & Wilianto, H. (2020). Penerapan Konsep Kejawen pada Rumah Tradisional Jawa. ARTEKS: Jurnal Teknik Arsitektur, 5(2), 165–172.https://doi.org/10.30822/arteks.v5i2.219.

Pratama, F. N. F., Nurdianto, S. A., & Waluyo, S. (2022). Mistifikasi Masyarakat Jawa terhadap Pohon Beringin sebagai Upaya untuk Konservasi Air Tanah dan Pencegahan Bencana Ekologis. Jantra, 17(1), 41–50. https://doi.org/10.52829/jantra.v17i1.166.

Putra, C. R. W., & Sugiarti, S. (2019). Ekologi Budaya dalam Novel Lanang Karya Yonathan Rahardjo. ATAVISME, 22(1), 113–127.

Riffaterre, M. (1978). Semiotics of Poetry. Bloomington: Indiana University Press.

Shahani, G. G. (2018). Food and Literature. Cambridge: Cambridge University Press.

Shiva, V. (1988). Staying Alive: Women, Ecology, and Survival in India (Vol. 84). Kali for Women New Delhi.

Smith, H. (2001). Agama-Agama Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

van Schalkwyk, A. (2011). Sacredness and Sustainability: Searching for a Practical Eco-Spirituality. Religion and Theology, 18, 77–92. https://doi.org/10.1163/157430111X613674.

Williams, B. (1995). Making Sense of Humanity: And Other Philosophical Papers 1982-1993. Cambridge: Cambridge University Press.

Wulandari, T. (2015). Konsep Tribuana/Triloka pada Ornamen Relief Kalpataru di Kompleks Candi Prambanan sebagai Ide Penciptaan Karya Kriya Seni. Corak, 4(1).




DOI: https://doi.org/10.24257/atavisme.v27i2.954.74--96

Article metrics

Abstract views : 402 | views : 87

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




ATAVISME INDEXED BY:

   

ATAVISME is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License

Visit Number:

View My Stats