Wacana Ekonomi Kreatif (Refleksi Sastra Lisan dan Tulis di Bali)

I Wayan Suardiana(1*)

(1) Jurusan Sastra Bali, Fakultas Sastra, Universitas Udayana Jalan Pulau Nias 13, Sanglah, Denpasar
(*) Corresponding Author

Abstract


Wacana ekonomi kreatif sebagai salah satu kearifan lokal belakangan muncul sebagai jargon pemerintah untuk mengajak masyarakat luas agar senantiasa menggali potensi diri khususnya di bidang perekonomian. Wacana ini muncul setelah bangsa Indonesia didera krisis sejak tahun 1998 lalu. Untuk itu, menata kearifan lokal (khususnya di bidang perekonomian) se-Nusantara sangatlah mendesak untuk dilakukan! Konteks Bali, salah satu wacana ekonomi kreatif sebagai peradaban leluhur yang dapat disumbangkan demi menjaga martabat bangsa adalah konsep berbisnis yang elegan dan mengelola keuangan yang rasional. Konsep berbisnis masyarakat Bali dikenal dengan istilah nyraki, yakni menjalankan roda perekonomian dengan mengelola modal mulai dari kecil dengan harapan menjadi besar. Konsep mengelola keuangan yang dimaksudkan di sini, lebih berorientasi pada logika matematis untuk menata keuangan agar dapat menyeimbangkan antara pendapatan dan pengeluaran sehingga mampu menyisihkan uang untuk ditabung demi hari esok.

Abstract:
Creative economy discourse as one of local wisdoms appears as a government jargon to invite wide society to always dig self potency especially in the field of economy. This discourse appearred after Indonesia society had suffered from crisis since 1998 ago. For this reason, to arrange local wisdom (especially in the field of economy) to entire Nusantara is so urgent to be done. In the Balinese context, one of creative economy discourse as ancestor civilization that can be donated for the sake of maintaining nation status is elegant business concept and rational financial management. The concept of Balinese society basis is recognized as nyraki, namely to run economic cycle by managing capital from small business with the hope to get bigger. Meanwhile, the intended concept of financial management here orients more on logical mathematic to manage finance in order to be able to balance revenue and cost so it is able to save the money for the next day.

Key Words: local colour, creative economy, nyraki, and financial management

Keywords


warna local; ekonomi kreatif; nyraki; dan mengelola keuangan

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.24257/atavisme.v14i2.69.204-213

Article metrics

Abstract views : 1394 | views : 718

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




ATAVISME INDEXED BY:

   

ATAVISME is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License

Visit Number:

View My Stats