Melawan Kekuasaan Dengan Puisi 
	
	                                 Tengsoe Tjahjono
(1*)             
                            (1) Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS, Universitas Negeri Surabaya
Kampus Lidah Wetan Surabaya            
 (*) Corresponding Author
	
			
		Abstract 
		
		Puisi bukan hanya berurusan dengan bentuk ekspresi dan isi, namun juga aksi, yaitu ba gaimana puisi mampu terlibat dalam membangun kesadaran bagi masyarakat tentang persoalan hidup mereka. Tulisan ini mengaji perlawanan Rendra dan Wiji Thukul terhadap kekuasaan melalui puisi. Fokus kajian adalah alasan Rendra dan Wiji Thukul melakukan perlawanan dan bagaimana konstruksi puisi perlawanan mereka. Kajian ini memakai analisis wacana kritis Fairclough yang meliputi langkahlangkah deskripsi, interpretasi, dan eksplanasi. Dari kajian itu disimpulkan bahwa Rendra dan Thukul samasama menulis puisi yang mengangkat keberpihakan mereka pada yang tertindas dan dimarginalkan dengan gaya dan latar pribadi yang berbeda.
		
		 
	
			
		Keywords 
		
		puisi; perlawanan; kekuasaan; analisis wacana kritis
		
		 
	
				
			
	
	
							
		
		DOI: 
https://doi.org/10.24257/atavisme.v15i1.47.49-58 		 
Article metrics 
 Abstract views : 1972
                         | 
 views : 1455
        
 
																																					
Refbacks 
				There are currently no refbacks. 
	 
						
				
		
		
	
		
ATAVISME INDEXED BY:
ATAVISME is licensed under a  Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License 
Visit Number:
<div class="statcounter"><a title="web analytics" href="http://statcounter.com/"target="_blank"><img class="statcounter" src="http://c.statcounter.com/10657300/0/6798f753/0/" alt="web analytics"></a></div> View My Stats