Fluiditas Antara Maskulinitas Dan Femininitas: Representasi Waria Dalam Film Dokumenter Dan Fiksi
Maimunah Maimunah
(1*)
(1) Universitas Airlangga
(*) Corresponding Author
Abstract
Dunia Waria menjadi salah satu tema yang muncul dalam perkembangan film Indonesia pasca Orde Baru. Penelitian ini mengkaji dua film dokumenter dan sebuah film fiksi yaitu Betty Bencong Slebor karya Benyamin Sueb (1978) serta dua film dokumenter RenitaRenita karya Tony Trimarsanto (2006) dan Ngudal Piwulang Wandu karya Kukuh Yudha Karnanta (2009). Meng gunakan metode penelitian kualitatif dan teori queer dalam membaca media film, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari ketiga film tersebut terlihat perbedaan dalam memaknai tubuh dan gender. Tokoh Sholeh dalam Ngudal Piwulang Wandu berharap suatu hari nanti kembali menjadi lanang sejati, menikah secara heteroseksual dan memiliki anak. Renita membayangkan tubuh dan identitas gender sebagai perempuan sempurna, sedangkan Betty terlihat menikmati interplay antara tubuh feminine dan maskulinnya. Tubuh dalam konteks ini dapat dilihat sebagai suatu con tinuum, perpaduan antara femininitas dan maskulinitas, bukan suatu entitas yang statis. Perbe daan ketiga tokoh utama dalam memandang tubuh, seksualitas, dan gender mereka juga mere fleksikan bahwa tidak ada identitas dan entitas tunggal dari waria.
Abstract:
The growing visibility of waria/male to female transgender has become one of the do dominant features in Indonesia’s contemporary film industry. The research examines three waria films: Tony Trimarsanto’s RenitaRenita (2006), Kukuh Yudha Karnanta’s Ngudal Piwulang Wan du (2009), and Benyamin Sueb’s Betty Bencong Slebor (1978). Two basic research questions are, firstly: how is the fluidity of masculinity and femininity represented; secondly how do the waria perceive themselves (selfidentity) in a heterosexual culture. Queer film theory will be used in analyzing the film diegesis. The research finds the fluidity and continuum of the waria main characters in defining the meaning of the self and their bodies. This fluidity offers a playful negotiation to the essentialist concept of gender binary system.
Key Words: waria, film, gender identity
Keywords
waria; film; identitas gender
DOI:
https://doi.org/10.24257/atavisme.v15i1.43.1-14
Article metrics
Abstract views : 1696
|
views : 1859
Refbacks
There are currently no refbacks.
ATAVISME INDEXED BY:
ATAVISME is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License
Visit Number:
<div class="statcounter"><a title="web analytics" href="http://statcounter.com/"target="_blank"><img class="statcounter" src="http://c.statcounter.com/10657300/0/6798f753/0/" alt="web analytics"></a></div> View My Stats